Qingming

Qingming | Segala Sesuatu Terbangun, Mengingat Orang yang Meninggal

Saat Festival Qingming tiba, hujan turun dengan lembut, dan tumbuh subur (pohon dan rumput tumbuh subur). Mengenakan pakaian, kita menelusuri perubahan waktu, membolak-balik halaman-halaman gang hujan dan menyisir fragmen masa lalu. Dalam kumpulan puisi yang lembab terletak masa lalu yang rusak; Pada pakaian lama yang dicuci oleh bulan adalah kerutan waktu.

Kenangan ● Syukur ● Tamasya Musim Semi

Tahun demi tahun, kita menyapu makam nenek moyang kita; Di mana-mana, angin musim semi berlama-lama. Kita tidak akan pernah melupakan para martir yang meletakkan tulang-tulang setia mereka—pengorbanan mereka memicu impian peremajaan nasional. Pada Festival Qingming ini, darah para martir telah mewarnai bendera nasional menjadi merah, dan perbuatan heroik mereka telah membuat tanah air berdiri tegak. Hargai kehidupan bahagia kita hari ini dan jangan pernah lupa untuk memberi penghormatan kepada para pahlawan yang gugur. Saat Qingming mendekat, kami menawarkan rasa hormat tertinggi kami kepada para martir!

"Kesalehan berbakti adalah yang pertama dari semua kebajikan"—warisan moral yang diturunkan dari zaman kuno. Menyapu makam selama Qingming adalah praktik kesalehan berbakti, cara bagi yang masih hidup untuk mengungkapkan kerinduan dan rasa terima kasih kepada orang yang telah meninggal.

Kehidupan kita saat ini yang damai, tenang, dan bahagia dibeli dengan darah dan nyawa para martir revolusioner. Keindahan kehidupan saat ini datang dengan biaya yang besar. Marilah kita tidak pernah melupakan jasa para martir. Kita harus meneruskan tradisi revolusioner, mewarisi warisan para pahlawan, dan berjuang dengan penuh semangat untuk masa depan yang cerah bagi tanah air kita!